by

Dikunjungi Komisi XI DPR RI, BI NTB Optimis NTB Positif

MATARAM – Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Nusa Tenggara Barat (KPw BI NTB) Heru Saptaji menyampaikan overview perkembangan ekonomi di Provinsi NTB. Dikatakan pertumbuhan ekonomi NTB masih melanjutkan tren positif di tengah tantangan inflasi per September 2022 yang mencapai 6,84 persen yang utamanya bersumber dari kelompok Administered Prices & Volatile Foods seperti bensin, angkutan antarkota, dan beras. Kondisi stabilitas sistem keuangan tetap terjaga solid.

Per Agustus 2022, Dana Pihak Ketiga dan penyaluran kredit menunjukkan peningkatan. Secara khusus, kredit UMKM masih cukup tinggi sebesar 13,31 persen.  Selanjutnya kondisi non performing loan (NPL) masih terjaga baik, diiringi loan at risk (LAR) yang mengalami perbaikan menjadi 10,10 persen. Adapun sistem pembayaran juga menunjukkan kinerja positif khususnya untuk card-based, uang elektronik, dan QRIS yang terus meningkat. Sampai September 2022, jumlah pengguna QRIS yang berasal dari NTB berkisar 181rb users, sementara jumlah merchant QRIS berkisar 183rb merchants.

Sejalan dengan perkembangan indikator-indikator tersebut, Heru Saptaji optimis pemulihan ekonomi NTB akan terus berlanjut. ‘’Keseluruhan di tahun 2022 diprakirakan tumbuh di kisaran 6,5 persen – 7,3 persen (yoy),’’ katanya.

Dalam mewujudkan visi Bank Indonesia, terdapat beberapa strategi utama dalam pengembangan ekonomi di NTB, yakni pertama Pengembangan Ekonomi Berorientasi Pengendalian Inflasi antara lain memfasilitasi high level meeting (HLM) & rakor tim pengendalian inflasi daeraah (TPID), menyelenggarakan Operasi Pasar Murah (OPM) secara intensif bekerjasama dengan pemda dan TPID, mengembangkan klaster ketahanan pangan yang mencakup 9 klaster sumber tekanan inflasi yaitu klaster cabai rawit, bawang merah, bawang putih, telur ayam ras, dan sapi di sejumlah daerah sentra,

Kedua, Pengembangan Ekonomi Berorientasi Ekspor khususnya pada komoditas ekspor non tambang unggulan anatra lain vanili organik, kopi, sarang burung walet, lobster, ikan segar, rumput laut, teh kelor, mutiara, kerajinan ketak, dan kerajinan bambu. Bank Indonesia berupaya mendorong pembentukan Dedicated Team “NTB Genjot Ekspor”. Dalam waktu dekat Bank Indonesia KPw NTB akan melakukan pelepasan ekspor lanjutan untuk komoditas vanili, walet, kopi dan rumput laut.

Ketiga Pengembangan Ekonomi Berbasis Syariah, dimana Bank Indonesia KPw NTB akan mendorong pemberdayaan ekonomi yang berbasis kemandirian ekonomi pesantren di mana tahun ini terdapat 8 pesantren binaan yang bergerak di unit usaha a.l. peternakan, pengolahan produk turunan jahe, dan tambak udang vaname. Kami juga memberikan pendampingan & fasilitasi sertifikasi halal, showcasing produk UMKM, dan pembentukan Hebitren,

Sedangkan keempat, Pengembangan Ekonomi Berbasis Digital, Bank Indonesia KPw NTB mendorong Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah, antara lain engan inisiasi penggunaan QRIS untuk pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor di NTB, pembayaran parkir di Kota Mataram, QRIS di pasar tradisional, dsb. Lebih lanjut, sosialisasi & edukasi masif juga terus dilakukan, salah satunya melalui kolaborasi lintas institusi mendorong user experienbertransaksi dengan QRIS pada kegiatan OPM.

Terakhir dalam rapat dengar pendapat tersebut juga dismapaikan aspirasi kepada anggota Komisi XI DPR RI, yang diantaranya adalah dukungan percepatan penerbitan sertifikat halal produk UMKM paska sentralisasi ke BPJPH pusat, dukungan Pemerintah Pusat untuk percepatan ketersediaan infrastruktur untuk elektronifikasi khususnya di daerah pariwisata dan sentra perdagangan (area blindspot), dan terakhir dukungan ketersediaan industri antara tembaga (industri kabel, billet, rod, dsb) untuk menyerap katoda smelter  PT. Aman Nusa Tenggara di Sumbawa Barat.

Dikunjungi Komisi XI DPR RI, Bank Indonesia (BI) bagi-bagi program sosial di Kota Mataram, Senin 24 Oktober 2022. Pondok Pesantren Thohir Yasin dan Pondok Pesantren Nurul Islam menerima bantuan 14 ribu  polybag bibit cabai rawit yang diserahkan oleh Deputi Senior BI Destri Damayanti. Lainnya berupa Paket Usaha Terop kepada Remaja Masjid Umi Wartiah dan penyerahan Rice Milling Unit (RMU) kepada Pondok Pesantren Thorir Yasin.

Selain Destri Damayanti, juga hadir anggota Komisi XI DPR RI Wartiah, Naek Tigor Sinaga selaku Direktur Departemen Regional Bank Indonesia, dan Sekretaris Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Gita Ariadi.

Menurut Kepala Kantor Perwakilan BI NTB Heru Saptaji, melalui keterangan persnya, Selasa 25 Oktober 2022 sore, aktivitas pemberdayaan masyarakat dan kepedulian sosial rutin dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk mewujudkan visi Bank Indonesia. Dengan semangat Dedikasi Untuk Negeri, Bank Indonesia akan senantiasa hadir di setiap makna Indonesia. ‘’Serta memberikan pengabdian terbaik guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera,’’ katanya.

Komisi XI DPR RI yang dipimpin Wakil Ketuanya Achmad Hatari bersama 13 orang anggotanya, bersama Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Mirza Adityaswara, Gubernur NTB Zulkieflimansyah melakukan rapat dengar pendapat di Hotel Prime Park.

Zulkieflimansyah mengatakan perekonomian Provinsi NTB masih dalam kondisi yang baik-baik saja. Hal ini tentunya karena bantuan dan kerja sama dari Bank Indonesia, OJK dan tentu dari Instansi lainnya. Di kesempatan yang sama, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti menyampaikan bahwa dari pandangan Bank Indonesia ekonomi global masih perlu diwaspadai, namun tetap optimis. “Kita perlu waspada, namun tetap optimis,” kata Destry Damayanti.

Dijelaskan terdapat beberapa permasalahan utama yang memicu hadirnya resesi global, diantaranya adalah geopolitical tension, protectionism, yang semakin diperparah dengan heatwave di beberapa kawasan dan berimplikasi kepada risiko resesi di beberapa negara. Artinya, isu global yang sedang kurang kondusif, sedikit banyak pasti akan mempengaruhi ekonomi di Indonesia. Hal ini ditandai dengan masih berlangsungnya konflik Rusia – Ukraina.  Walau demikian, perekonomian domestik masih menunjukkan hal-hal yang sangat positif baik dari sisi konsumsi maupun dari sisi investasi.

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia juga menambahkan bahwa angka investasi khususnya di sektor pembangunan pada Triwulan II masih menunjukkan angka yang tinggi, sehingga hal ini memberikan satu sinyal bahwa di Triwulan III ekonomi Indonesia cukup solid dan diperkirakan terus membaik yang juga ditopang dengan peningkatan konsumsi swasta dan investasi nonbangunan, kuatnya ekspor, serta daya beli masyarakat yang masih terjaga di tengah kenaikan inflasi. Dikatakan bahwa Indonesia masih memiliki potensi dan peluang, dapat dilihat dari transaksi e-commerce dan transaksi mobile banking yang terus mengalami peningkatan.

BI akan terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanan dari sisi sistem pembayaran, baik melalui QRIS ataupun BI-Fast. Bank Indonesia juga telah melakukan penguatan operasi moneter dengan menaikkan suku bunga di angka 50 bps. “Jadi, kita memang menghadapi masa yang tidak mudah, tapi kita tidak pesimis karena potensi yang dimiliki Indonesia sangat besar. Yang dibutuhkan sekarang adalah sinergi kebijakan-kebijakan Bank Indonesia, kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan kebijakan sektor keuangan dari OJK,” ujar Destry Damayanti.(*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed