SELONG – Gunung Rinjani dikenal memiliki bentang alam terlengkap di antara 35 gunung di Indonesia. Seorang pendaki gunung Azam Rofiullah mengatakan, dari 35 gunung yang telah didaki, Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat memiliki bentang alam paling lengkap. Mulai dari savana, hutan, sampai danau. “Gunung Rinjani memiliki bentang alam yang komplet. Ada padang savana, kabut, air terjun, danau, sampai air panas,” katanya.
Sebab itu, dia melanjutkan, Gunung Rinjani layak menjadi “green tourism” di Indonesia. Akses menuju kawasan Gunung Rinjani juga, menurut dia, terbilang mudah. Infrastrukturnya cukup memadai, dekat dengan pusat kota, dan fasilitas lengkap untuk para wisatawan di Sembalun, kaki Gunung Rinjani.
Di saat pendakian Rinjani ditutup secara rutin setiap awal tahun karena masalah cuaca, adalah Ketua Badan Promosi Pariwisata Kabupaten Lombok Timur Muhammad Nursandi menginformasikan bahwa awal tahun 2022 ini, sebuah lembaga swadaya masyarakat Lombok Sustainable Tourism mulai mengembangkan kegiatan ekowisata flora-fauna selatan Rinjani. Terdapat lima aspek pengembangan yang akan di capai.
Kegiatannya adalah bird watching, edukasi flora Rinjani, forest bathing/healing (meditasi hutan), aktifitas outbound, dan local cooking class (kelas memasak) perpaduan tumbuhan hutan dengan tumbuhan pertanian masyarakat. ‘’Kegiatan ini melibatkan beberapa masyarakat desa penyangga hutan selatan Rinjani yang akan di bimbing selama enam bulan kedepan,’’ katanya, Rabu 12 Januari 2022 lalu.
Antara lain melibatkan Treng Wilis, Joben, Tetebatu, Jeruk Manis, Jurit Baru, dan Timbanuh. Harapannya, ada kesadaran konservasi berkelanjutan yang dilakukan secara bersama dengan manfaat wisata minat khusus yang sedang di kembangkan ini. Target pertama akan dibina sebanyak 20 orang yang akan menjadi interpreter, tourguide ekowisata, pelatih outbound, dan perempuan desa yang khusus di klas memasak.
Menurutnya, diversifikasi kekayaan alam pulau Lombok masih banyak yang harus diketahui dan pahami. Salah satunya adalah flora-fauna Rinjani ini. Juga perlu menggiatkan edukasi kalangan pemuda untuk dapat memelihara ekosistem hutan dengan bijak. Upaya untuk tetap mempertahan habitat asli hutan Rinjani adalah dengan tidak melakukan perburuan liar, perambahan hutan, dan penebangan pohon secara illegal.
Peran multi pihak juga akan dikuatkan dalam proses pelaksanaan program ini dimana sekarang sudah terbangun kerjasama dengan Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, Pemerintah Desa Tetebatu, Pokdarwis Kampung Wisata, dan juga Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lombok Timur. Dalam waktu dekat akan terus menguatkan kerjasama dengan OKP dan institusi lainnya agar tetap saling bergandengan untuk kepentingan bersama.
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Dedy Asriadi menyatakan melakukan kolaborasi dan mendukung kegiatan tersebut. ‘’Demi kemajuan pariwisata,’’ ujarnya.
Menurut Dedy Asriadi, kegiatan ini sangat penting untuk memberikan ruang partisipasi publik turut serta menjaga dan melestarikan Rinjani serta kesejahteraan masyarakat.
Puncak Rinjani (3.726 m dpl) merupakan magnet tersendiri bagi para pencinta alam, dengan karakteristik dan tingkat kesulitan tersendiri membuat beberapa orang membuat slogan bagi kelompok mereka dimana jika belum mendaki puncak Rinjani bukanlah seorang “pendaki sejati” meskipun mereka telah mendaki gunung yang lebih tinggi dari Rinjani. Keunikan inilah yang membuat rindu para pendaki nusantara.
Pendakian menuju puncak Rinjani biasanya dilakukan antara jam 1-2 pagi dengan waktu tempuh antara 4-5 jam dari lokasi camping ground di Plawangan Sembalun dengan Ketinggian 2.600 m dpl, dengan harapan bisa melihat matahari terbit dari puncak gunung rinjani.Tingkat kesulitan yang dialami pendaki pada umumnya pada jalan menuju punggungan yang beberapa trek jalurnya memiliki kemiringan hampir 80 derajat dan tanjakan pasir berbentuk huruf “S” kira-kira 400 m sebelum Puncak.
Pendakian puncak Gunung Rinjani merupakan salah satu objek wisata yang menjadi andalan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani. Gunung Rinjani sebagai gunung vulkanik yang masih aktif nomor 2 tertinggi di Indonesia. Puncak Gunung Rinjani merupakan tujuan sebagian besar para petualang dan pencinta alam yang mengunjungi kawasan ini karena apabila telah berhasil mencapai puncak itu merupakan suatu kepuasan kebanggaan tersendiri bagi para pendaki.
Pesona unggulan Taman Nasional Gunung Rinjani berikutnya adalah Danau Segara Anak, yang merupakan kawah gunung Rinjani. Berada pada ketinggian ± 2.010 m dpl Danau ini merupakan danau tertinggi ke-tujuh di Indonesia. Dengan kedalaman hingga ± 230 meter Danau ini berbentuk seperti bulan sabit dengan luasan kurang dari 1.100 Ha.
Untuk mengunjungi Danau Segara Anak dari jalur Senaru dibutuhkan waktu tempuh sekitar 7 – 10 jam berjalan kaki (± 8 Km) dari pintu gerbang jalur pendakian Senaru. Bila melaui Aik berik ditempuh dalam 9-11 jam, sedangkan dari jalur pendakian Sembalun ditempuh dalam waktu 8 – 10 jam. Disekitar Danau Segara Anak terdapat lahan yang cukup luas dan datar, dapat digunakan untuk tempat bercamping/berkemah. Di Danau Segara Anak juga pengunjung bisa memancing ikan di danau atau berendam di air panas yang mengandung belerang
Di bagian bawah Danau Segara Anak terdapat sumber air panas (Aik Kalak Pengkereman Jembangan) yang biasa digunakan untuk menguji dan memandikan benda-benda bertuah (Pedang, Keris, Badik, Tombak, Golok, dll) Aik Kalaq adalah air terjun air panas yang berhubungan erat dengan kehadiran uap panas dan belerang sebagai manifestasi panas bumi Rinjani.
Pada waktu-waktu tertentu, area sekitar Aik Kalaq akan dipenuhi oleh sekelompok penduduk lokal berpakaian putih yang sengaja datang untuk mandi di Aik Kalaq. Menurut kepercayaan, Aik Kalaq dapat mengobati berbagai macam penyakit. arel ini secara rutin dikunjungi oleh peziarah untuk berobat maupun untuk ritual keagamaan serta budaya baik oleh masyarakat Sasak maupun Hindu Bali.
Obyek lainnya yang menarik bagi pengunjung/pendaki di sekitar Danau Segara Anak beberapa gua yang berada di sekitar aliran Sungai Kokok pute. adapun gua-gua tersebut adalah Gua Susu, Gua Manik, Gua Payung. Gua Susu dipercaya dapat dijadikan media bercermin diri, dimana bila orang dengan dosa banyak maka tidak dapat masuk ke dalam gua serta sering pula dipergunakan sebagai tempat bermeditasi.
Gua-gua tersebut sebenarnya adalah gua vulkanik. Gua lava yang terbentuk akibat pada saat lava mengalir, bagian luar/atas telah membeku namun bagian dalam masih mengalir sehingga meninggalkan rongga. Di dalam gua terdapat mataair panas bikarbonat yang airnya mengalir dan meninggalkan endapan karbonat pada dinding batuan sehingga membentuk travertin (berwarna putih).(*)