MATARAM – Senin 19 April 2021 lalu, biji kopi Robusta asal Lombok secara resmi diekspor ke Korea Selatan oleh UD Berkah binaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat (KPw BI NTB). Dari permintaan 140 ton senilai Rp 16,8 miliar secara berangsur akan dikirim setiap bulan dua kontainer atau sekitar 40 ton senilai Rp 2,4 miliar.
Menurut Direktur UD Berkah Lalu Thoriq, ekspor kopi yang dijual ke Korea Selatan adalah kwalitas double A atau produksi kopi yang sudah proses full wash. ”Proses pengolahan fermentasi ini menjadi nilai tambah dari produksi kopi kami,” kata pengusaha muda, usia 45 tahun ini kepada Tempo, Rabu 21 April 2021 pagi.
UD Berkah mampu mengelola produksi kopi setahun sebanyak 600 ton dari perkebunan kopi petani binaannya di Kabupaten Lombok Utara. Kapasitas gudangnya di Dasan Geres Gerung Kabupaten Lombok Barat baru mampu menampung 80 ton.
Lalu Thoriq mengakui bahwa sebenarnya sejak 2016 sudah merintis penjualan bijih kopinya ke luar negeri. Waktu itu dilakukan undername melalui Surabaya dan Jakarta. Tetapi setelah dibina BI NTB melalui Karya Kreatif Indonesia, ia sudah tiga kali menggunakan SKA (surat keterangan asal) sendiri. ”Peran BI banyak membantu menghubungkan pembeli,” ujarnya.
Sewaktu pelepasan ekspor di halaman kantornya, Kepala KPw BI NTB Heru Saptaji menyebutkan kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan NTB. Potensi ekspor non tambang lainnya adalah vanili, manggis, lobster, udang, mutiara, ikan segrr, anyaman ketak dan sarang burung walet. ”Kami akan berperan maksimal melalui penyusunan presentation book yang berisi informasi komoditas unggulan non tambang,” ucapnya.
BI NTB juga membantu fasilitasi pertemuan bisnis pengusaha dengan calon pembeli luar negeri, kunjungan calon pembeli ke lokasi lokal pengusaha, fasilitas pengiriman sample produk dan pendampingan perizinan serta peningkatan kapasitas produksi komoditas ekspor.
Sekretaris Daerah Provinsi NTB Lalu Gita Aryadi yang melepas pemberangkatan ekspor tersebut, menyampaikan bahwa, sebagaimana dengan tagline BER-NTByaitu Bangkitkan Ekonomi Rakyat Nurut Tatanan Baru, hal ini dapat maksimal dengan didorong oleh peningkatan proses vaksinasi dan penggalian potensi sektor non-tambang dapat menjadi strategi pemulihan ekonomi. ”Momentum ini diharapkan dapat menguatkan kembali komitmen untuk menjaga dan meningkatan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas produk unggulan non tambang,” katanya.(*)