by

Di NTB, Peran Pertanian Menurun Akibat Petani Alih Profesi  

SENGGIGI – Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat (BPS NTB) melibatkan 8.938 orang petugas Sensus Pertanian (SP)  yang akan berlangsung 2023 mendatang. Sebagai SP ke tujuh yang berlangsung 10 tahun sekali sejak 1963, dilakukan menggunakan kuesioner di sembilan kota – kabupaten dan khusus di kota Mataram menggunakan aplikasi yang mengisinya melalui ponsel.

Berlangsung dalam tahun 2023, menjelang pemilihan umum, timbul kekawatiran kegiatan ini dikaitkan dengan masalah politik. ‘’Kami harus melakukan sosialisasi agar tidak dikaitkan dengan politik,’’ kata Kepala BPS NTB Wahyudin sewaktu pembukaan Rapat Kordinasi Daerah di Hotel Aruna Senggigi, Senin 19 Desember 2022 pagi.

Menurutnya, pertanian menjadi sektor pertama tertinggi perannya menunjang ekonomi di NTB. ‘’Ada lebih 50 persen yang menopang khidupan ekonomi. Peran pertanian lebih 22 persen. Ada tiga sektor yang menunjang ’’ ujarnya. Dari tiga sektor terbanyak dukungannya terhadap ekonomi, dua sekttor lainnnya adalah pertambangan 20 persen dan perdagangan 13,5 persen.

Di NTB,t otal keseluruhan jumlah rumah tangga petani di NTB 1,2 juta dari sebanyak 1,7 juta rumah tangga petani. Namun, akhir – akhir ini ada kecenderungan menurun karena banyak yang beralih  profesi. PDRB semakin lama semakin menurun. Jika semula 35 persen sekarang sudah 22 persen.

Dalam rangka persiapan Sensus Pertanian 2023, BPS Provinsi NTB menyelenggarakan Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Sensus Pertanian 2023 Tahun 2022 dengan tema “Membangun Sinergi dan Kolaborasi Mencatat Pertanian Indonesia” sebagai upaya untuk memperkuat koordinasi, kolaborasi, dan konsolidasi untuk menyukseskan ST2023.(*)