BAYAN – Kabupaten Lombok Utara (KLU) tidak hanya memiliki destinasi wisata alam pantai kawasan Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air (Tramena). Di KLU juga terdapat desa tradisional dan budaya di Kecamatan Bayan terdapat Senaru.
Sebagai salah satu bagian dari program Indonesian Odyssey yang diselenggarakan oleh pelaku pariwisata, Sudamala Resort Group bekerja sama dengan Blue Water Express dan A&T Holidays diantara 10 perusahaan pengelola destinasi (DMC) asal Bali, termasuk Pacto, Destination Asia, Happy Trails, Asian Trails, Exo Tours, BAM Tours, dan lainnya.
Salah satu tujuan program ini adalah memperkenalkan potensi wisata di Kabupaten Lombok Utara, terutama wisata budaya, yang dapat dijadikan produk wisata oleh DMC dan Tour Operator di Lombok. ‘’Program ini juga diharapkan dapat menarik perhatian pemerintah,’’ kata Direktur Marcomm Badan Promosi Pariwisata Daerah Nusa Tenggara Barat , Adit R. Alfath.
Kabupaten Lombok Utara saat ini merupakan top leading tourism destination di Pulau Lombok dengan keberadaan Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air. Akan tetapi, pesona Lombok Utara lebih daripada sekedar ketiga Gili Tersebut. Hampir semua kecamatan di wilayah tersebut memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata populer.
Salah satu contohnya adalah Kecamatan Bayan dengan keberadaan Masjid Kuno Bayan Beleq dan sejumlah desa di sekitarnya yang masih kokoh memegang adat dan tradisi Suku Sasak.
Menurut Adit R. Alfath, desa Senaru juga merupakan contoh yang menarik. Meskipun terkenal dengan tiga air terjun yang indah, yaitu Sendang Gile, Tiu Kelep, dan Betara Lenjang yang terkenal di seluruh dunia, banyak orang tidak menyadari keberadaan Desa Adat Senaru yang hanya berjarak 5 menit berjalan kaki dari loket tiket Air terjun Sendang Gile.
Desa adat Senaru merupakan sebuah komplek pemukiman adat tradisional yang terdiri dari 22 rumah adat asli yang dihuni 7 hingga 9 orang di setiap rumahnya. Para penduduk Desa Adat Senaru masih sangat kuat memegang warisan dan tradisi budaya Sasak Bayan dengan kepercayaan Wetu Telu-nya.
Para pengunjung Senaru memiliki kesempatan untuk melihat keunikan arsitektur kuno berbahan dasar Batu, Tanah, Kayu, Bambu, dan alang alang, serta berpartisipasi dalam kegiatan tradisional seperti Menutu (tarian tradisional), Sangrai Kopi, dan menjalani Village Tour untuk mempelajari sejarah tempat tersebut dan juga berinteraksi langsung dengan penduduk setempat yang ramah.
Direktur Komersial Sudamala Resorts Group I Wayan Suwastama, yang sekaligus merupakan inisiator dari program Indonesian Odyssey, menekankan pentingnya menggali potensi dan mempromosikan situs budaya serta kehidupan sehari-hari otentik komunitas lokal (Local Experience) sebagai bagian integral dari aktivitas pariwisata. Ia menyatakan, “Lombok tidak kekurangan keindahan alam, tetapi kurang dalam ragam aktivitas wisata. Bahkan tanpa perlu menciptakan sesuatu yang baru, Lombok sudah memiliki banyak potensi wisata yang tinggal digali dan dikembangkan menjadi produk pariwisata yang menarik. Adit R. Alfath yang turut serta dalam kegiatan tersebut.
Dikatakan BPPD NTB terus menggali potensi wisata daerah untuk memenuhi kebutuhan wisatawan yang juga terus berkembang, serta memastikan bahwa mereka akan selalu memiliki alasan untuk kembali berlibur ke Lombok..
Selain ke Desa Adat Senaru, rombongan juga mengunjungi Vihara Jinapanjara di Dusun Bentek, Kecamatan Gangga. Vihara Jinapanjara merupakan vihara terbesar di Pulau Lombok. Vihara ini tidak hanya menjadi sebuah ikon baru, melainkan juga sebagai pengukuhan keberadaan umat Buddha di Pulau Lombok yang merupakan warga asli Sasak sendiri dan telah menjadi penganut Buddha sejak zaman dahulu. Keberadaan penganut Buddha bahkan tercatat di dalam Babad Lombok dengan nama Bodha sebagai kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Sasak sebelum masuknya agama Siwa-Buddha atau Hindu yang dikenal sekarang.
Kunjungan ke Vihara Jinapanjara juga menjadi pengingat akan kekayaan ragam tradisi dan adat yang dimiliki oleh Pulau Lombok.
Secara keseluruhan, rangkaian kegiatan kunjungan ke Kabupaten Lombok Utara yang dikoordinasi oleh Sudamala Resorts Group bertujuan untuk memberikan gambaran tentang berbagai produk wisata yang dapat dikembangkan oleh Destination Management Company (DMC) yang hadir untuk membantu memajukan pariwisata Lombok.
I Wayan Suwastama menjelaskan bahwa mendukung perkembangan dan kemajuan destinasi di setiap daerah tempat properti Sudamala Resorts Group berada adalah bagian dari komitmen perusahaan mereka.(*)