by

Di Desa Senaru Ada Rinjani Women Adventure

SENARU – Rabu 3 Nopember 2021 malam, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno bermalam di Rinjani Lodge di Desa Senaru Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara. Kehadirannya di kaki gunung Rinjani tersebut untuk menyerahkan pengakuan Kemenparekraf  bahwa desa wisata Senaru sebagai satu dari 50 desa penerima Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021.

Senaru terpilih dari 1.834 desa wisata se Indonesia. Selanjutnya menunggu penetapan masuk tidaknya sebagai 10 desa wisata terbaik, 7 Desembere 2021 mendatang. Selain Senaru, juga ada Desa Sesaot di Kabupaten Lombok Barat yang masuk 50 desa wisata terbaik di Indonesia.

Penyerahannya oleh Sandiaga Salahuddin Uno dilakukan Kamis 4 Nopember 2021 pagi harinya selesai lari-lari pagi sejauh 10 kilometer di seputaran desa tersebut.  ”Antara lain ke rumah adat Melokak Gunung dan Pawang Karya,” kata Kepala Desa Senaru Akribuana, Jum’at 5 Nopember 2021 pagi.

Senaru adalah desa yang terletak di ujung utara pulau Lombok. Berada di ketinggian 601 mdpl yang suhu udaranya berkisar 25 derajat Celsius.  Dalam sebulan terakhir, Desa Senaru mendapatkan bantuan pembangunan enam unit homestay yang dibangun di atas tanah desa Arung Rinjani seluas 1,5 hektar di Dusun Mageling dari Kementerian Desa Tertinggal senilai Rp 600 juta yang diswakelola masyarakat.

Semula, di sana terdapat 245 kamar penginapan sebelum terjadinya musibah gempa 2018. Kini masih tersisa 35 persen atau sekitar 50 kamar yang ada.  Padahal sebelumnya, angka kunjungan pendakian setahun bisa mencapai 8.000 orang.  Sedangkan yang mengunjungi air terjun di Senaru bisa mencapai 15 ribu orang.

Senaru yang disebut oleh Akribuana sebagai The Crown of Lombok dikenal memiliki panorama indah perbukitan dan indahnya sunrise (matahari terbit).  Yang disebut rumah adat adalah kompleks rumah beratap alang-alang berukuran sekitar enam kali enam meter yang memiliki satu kamar yang disebut Inan Bale sebagai tempat menyimpan harta pusaka, dua tempat tidur dan dapur.

Di Senaru juga terdapat dua air terjun Singang Gile dan Tiu Kelep yang disukai wisatawan mancanegara.  Lainnya, ada Love Bridge (jembatan cinta) yang menghubungkan dua bukit berjarak masing – masing 30 meter yang dibentuk gambar jantung bisa untuk menikmati pemandangan alam sekitarnya. Bahkan, menggunakan dana desa merencanakan membangun spot panjat tebing dan flying fox.

Adapun rute perjalanan wisata di desa Senaru ini sesuai road map yang dibuat berawal dari kunjungan ke rumah adat. Setelah itu menelusuri pemandangan bukit melihat lahan pertanian, perkebunan, peternakan, kuliner, hasil kerajinan anyaman dan tenunan sarung. ”Di sini juga ada situs bersejarah Patung Bon Gontor,” ujar Akribuana.

Ditemukan tahun 1995, berupa patung Budha berukuran 30 senti kali 40 senti dalam posisi duduk yang dipercaya keberadaannya di Dusun Bon Gontor – yang berada di ketinggian – sebelum masuknya agama Islam. Dari Dusun Bon Gontor ini wisatawan bisa melihat laut, gunung dan matahari terbit.

Selain itu, Senaru setiap bulan Pebruari juga memiliki kalender kegiatan Asuh Gunung, merupakan ritual mendoakan alam supaya lebih bagus tidak ada bencana terus menerus. ”Menjaga kearifan lokal. Potong kerbau di rumah adat Melokak Gunung,” ucap Akribuana.

Desa Senaru memiliki dua badan usaha milik desa yaitu yang menangani wisata dan lainnya mengusahakan air bersih. Usaha mikro kecil yang dikelola masyarakat adalah kopi, coklat, jambu mete, madu trigona asli dan alami dan berbagai jenis kue.

Dan yang menarik, keberadaan 70 orang anggota Rinjani Women Adventure yang dipimpin Denda Sukatni Wati, 39 tahun, alumni SMK Jurusan Pariwisata di Mataram. Keberadaan mereka sebagai perempuan pemandu wisata yang diantaranya bersertifikat Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia dan Geowisata.  ”Kami mendampingi wisatawan mampu menggunakan bahasa Inggris,” ujar Katni, Jum’at 5 Nopember 2021 sore.

Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengapresiasi keberadaan perempuan pemandu wisata ini sebagai bagian pemberdayaan masyarakat. Keterlibatan perempuan ini yang membedakan di tempat lain sebagai peran penting untuk memajukan pariwisata. ”Kami memandu wisatwan keliling desa dan bahkan mendaki Rinjani,” kata Sukatni yang merintis sebagai pemandu wisata sejak 1995.  Keliling desa ke persawahan hingga air terjun memerlukan waktu 3 – 4 jam.

Denda Sukatni mengawali sebagai pemandu wanita pada tahun 1995 pertama perempuan yang menjadi pemandu pendkaian ke Gunung Rinjani (3726 m dpl).(*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed