by

Di Balelangga Sapit, Bisa Belajar Buat Kue

SAPIT – Desa Sapit terletak 69 kilometer arah timur dari Kota Mataram. Sebagai salah satu desa tertua di Lombok, letaknya di bawah tenggara gunung Rinjani.  Sapit yang berada di Kecamatan Suela Kabupaten Lombok Timur, berada pada ketinggian 697 meter di atas permukaan laut.

Di sana, ada delapan akomodasi yang dibangun untuk menyediakan penginapan wisatawan yang ingin menikmati pemandangan alam matahari terbit di atas perairan Selat Alas – daratan Sumbawa sewaktu melakukan persinggahan pendakian ke Rinjani.

Salah duanya adalah Hati Suci Homestay (1990) di atas lahan seluas 5000 meter persegi dan Balelangga Bed & Breakfast (1996) di atas lahan seluas 2700 meter persegi yang dibangun sebagai perintis di desa tersebut oleh Ahmad Furqan Noor alias Ronny H Fauzan, kelahiran Banjarmasin, 53 tahun, alumnus Pondok Modern Gontor Ponorogo.

Ronny yang seorang chef lulusan Hillrod Teknik Skole Kobenhavn Denmark  ini menawarkan 20 varian kopi Arabica, Robusta, dan Liberica termasuk kopi robusta asal Sapit.  Di sana, Ronny juga membuat syrup caramel untuk bahan campuran pemanis juice, smoothies, milkshake, kue, roti, kopi blend, ice coffee dan lainnya. ”Tanpa bahan sari manis,” katanya.

Sebenarnya, Ronny yang berdiam hidup selama 26 tahun di negeri istrinya Marianne Thomsen bersama dua orang anaknya Adinda Irene Noor , 23, dan Ananda Sofie Noor, 20, di Denmark. Namun karena terhalang lock down akibat Covid-19 tidak bisa balik.  ”Enam bulan terakhir ini saya buka pelatihan perorangan, lembaga, sekolah bahkan outbond,” ujarnya.

Kebisaannya membuat kue tersebut diamalkan ilmu masaknya diajarkan kepada peserta pelatihan yang datang ke Balelangga atau bahkan sewaktu keliling nusantara.  Misalnya membuat meatball saus tomat non MSG, roti tawar non shortening, homemade tortilla dan roti pita kebab/Shawarma, Panna Cotta non Gelatin, kue mandarin non ovalet.

Ia pun memperkenalkan kue dan roti tawar ala Balelangga Bed & Breakfast.  Komersialnya, seorang calon peserta pelatihan dikenai biaya Rp 1,75 juta sehari yang meliputi teori 15 persen dan praktek – sudah termasuk bahannya – 85 persen.  Untuk pelatihan lima orang dalam sehari biayanya Rp 6,5 juta. Namun jika dilakukan terhadap lembaga pendidikan lima orang biayanya Rp 5 juta, peserta menyediakan bahan sendiri. Untuk privat dan hotel selama dua hari biayanya Rp 30 juta.

Ia sudah mengajarkan kebisaannya di Pondok Gontor Ponorogo, sampai cabang, juga pondok  alumni yang bertebaran di seluruh Indonesia. Apalagi pondok yang hanya berafiliasi dengan Gontor yang rata-rata di pegang oleh orang Gontor, seperti Pondok Arafah Kerinci, Pondok Manahijussadat di Pandeglang, Pondok Ar Rohmah Walantaka, Ar Rohmah Tembung Sumatra Utara, Ppndok Darul Arafah Lau Bekeri Sumatra Utara, Pondok Nurul Haramain Lombok, Pondok Al Hasyimiah Pangkalan Bun Kalimantan Tengah.(*)

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed