by

Desa Wisata Bahari di Padak Guar Lombok Timur

LOMBOK TIMUR – Plt Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (PRL-KKP)  Pamuji Lestari meresmikan program sinergitas pembangunan Desa Wisata (Dewi) Bahari di Desa Padak Guar Kabupaten Lombok Timur, Sabtu, 25 September 2021.

Ini adalah pintu akses menuju kawasan  wisata Gili Lampu yang terdiri dari Gili Kondo di ujung selatan, Gili Bidara di tengah dan Gili Petagan di sebelah ujung utara, Gili Petagan yang berjarak tiga mil atau waktu tempuh penyeberangan selama 15 menit. Jarak masing – masing dari Gili Petagan – Gili Bidara sekitar 250 meter, jarak Gili Bidara – Gili Kondo sekitar 250 meter pula.

Pembangunan Dewi Bahari seperti di Lombok Timur, yang dilaksanakan di Desa Padak Guar, Sambelia ini diharapkan dapat menjadi destinasi baru yang menarik wisatawan dengan keindahan pantai pasir putihnya dan Pulau Kondo, Bidara dan Pulau Gosong serta wisata mangrove. Atraksi wisata bawah laut dengan soft coral dan hard coralnya yang masih alami layak ditawarkan sebagai atraksi wisata.

Pamuji Lestari menerangkan bahwa Pembangunan Dewi Bahari seperti di Lombok Timur, yang dilaksanakan di Desa Padak Guar, Sambelia, diharapkan dapat menjadi destinasi baru yang menarik wisatawan dengan keindahan pantai pasir putihnya dan Pulau Kondo, Bidara dan Pulau Gosong serta wisata mangrove. Atraksi wisa bawah Laut dengan soft coral dan hard coralnya yang masih alami pantas untuk ditawarkan sebagai atraksi wisata.

Menurutnya, potensi wisata alam, terlebih pada saat pandemik ini merupakan pilihan yang tepat sebagai destinasi wisata yang perlu dikembangkan, untuk mengembalikan lumpuhnya sektor pariwisata, dan menata kembali potensi wisata bahari. ”Agar benar-benar dapat dikelola secara berkelanjutan melalui ekowisata berbasis masyarakat dan potensi lokal” kata Tari.

KKP membangun dewi bahari tersebut dilengkapi berugak (tempat duduk-duduk khas Sasak Lombok) pondok wisata pos pelayanan ticket penyeberangan dan berbagai petunjuk taman wisata di sana.

Ketiga pulau wisata ini dikenal sebagai Gili Lampu karena terdapat lampu mercu suar yang dibangun Belanda pada zaman dulu di Gili Petagan – pulau terbesarnya diantara tiga pulau tersebut. Gili Petagan di ujung utara berukuran semula 60 hektar, kemudian di tengahnya Gili Bidara luasnya 10 hektar dan di ujung selatan berhadapan dengan pantai di Padak Guar adalah Gili Kondo  seluas 12 hektasr . ”Di sana wisatawan bisa menikmati mangrove, biota laut ‘Di sana pasirnya putih. Sangat indah bawah lautnya dan juga ada hutan mangrove,” kata Kepala Dinas Pariwisata Mugni,  Sabtu 25 September 2021 siang.

Menurut Kepala Desa Padak Guar Tarmizi, Petrando yang merupakan singkatan dari Petagan, Bidara dan Kondo, kawasana tersebut tidak ada penghuninya. Setiap akhir pekan dikunjungi lebih seratusan wisatawan nusantara maupun internasional. Maksimal penyeberangan 15 menit dari pantai Kondo di Padak Guar – karena berhadapan dengan Gili Kondo menggunakan perahu motor. Ongkos menyeberangnya pergi pulang Rp 30 ribu.

Jika ingin menginap, bisa dipilih memasang tenda di Gili Kondo dan Bidara. ”Dipilih menginap di sini karena lebih kelihatan sunrise dan sunset,” ucapnya. Di Gili Petagan tidak menjadi pilihan menginap karena keberadaana mangrove dan rawa.

Ketua Kelompok Sadar Wisata Padak Guar Suyanto Suladi yang memiliki Pondok Wisata Gili Lampu di Dusun Transad, turis yang datang ada yang berasal dari Bandung, Jakarta dan Yogyakrta. Sedangkan turis asingnya berasal dari Jepang, Cina, Belanda dan Jerman. ”Orang Jerman yang suka menginap di gili tersebut,” ujarnya.

Suyanto Suladi mengatakan wisatawan meminati snorkling dan diving di kedalaman 7 – 12 meter untuk menlihat terumbu karang diantaranya karang biru dan karang merah. ”Selain itu juga bisa melihat penyu Blimbing,” katanya.(*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed