MATARAM – Besarnya potensi sektor non tambang di daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi peluang besar untuk mendorong perekonomian daerah.
Sewaktu berada di depan pengusaha, Selasa 21 Februari 2023 pagi tadi, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) NTB Heru Saptaji mengatakan penguatan daya saing IKM Provinsi NTB yang merupakan kegiatan sinergi antara Dinas Perindustrian Provinsi NTB dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB,mengatakan kondisi perekonomian NTB saat ini bergerak sangat baik.
Provinsi NTB telah melewati kondisi sebelum Covid-19 pada tahun 2019 saat PDRB Provinsi NTB berada dikisaran Rp132,5 triliun yang kini telah meningkat dikisaran Rp157 triliun. ‘’Ini merupakan suatu pertumbuhan yang sangat positif di tengah tantangan kompleksitas yang ada,’’ katanya.
Khusus sektor non tambang, pergerakannya sangat agresif. PDRB Provinsi NTB dari sektor non tambang saat ini di kisaran Rp125 triliun lebih tinggi dari tahun 2019 yang hanya berada di kisaran Rp115 triliun. ‘’Pertumbuhan ini tentunya tidak terlepas dari kontribusi LU pertanian dan LU pendukung pariwisata,’’ ujarnya.
Besarnya potensi sektor pertanian, BI NTB terus berupaya mendorong pengembangan dari sisi hulu maupun hilir. Di sisi hulu, salah satu upaya untuk menjaga kestabilan harga pangan adalah melalui penerapan budidaya pertanian organik/pertanian sehat. Sedangkan di sisi hilir, diversifikasi produk turunan merupakan salah satu cara untuk menjaga kestabilan harga komoditas paska panen dikarenakan dengan dilakukannya proses pengolahan lebih lanjut maka dapat menjadikan komoditas memiliki daya tahan yang lebih lama dan nilai jual yang lebih bersaing.
Progres yang sangat baik juga tercermin dari angka pertumbuhan ekonomi NTB yang berhasil lebih tinggi dibandingkan tingkat inflasinya. Pencapaian tersebut membawa Provinsi NTB berada di urutan ke 4 dan menjadi salah satu provinsi terbaik di Indonesia dalam hal pengendalian inflasi daerah.
NTB memerlukan optimis karena dari sisi non tambang juga sangat baik. Nilai tambahnya diperoleh dari bagaimana barang mentah tidak terus diekspor namun ada yang diendapkan. Dari sisi hulu produktivitasnya juga ditingkatkan. Artinya ketika ada kendala harus hadir trobosan dan inovasi,” ucapr Heru Saptaji.
Provinsi NTB juga telah mendapatkan apresiasi dari Kementrian Keuangan berupa dana insentif desa sebesar Rp 11,3 miliar untuk Provinsi NTB dan Rp 11,7 miliar untuk Pemerintah Kota Bima karena terlah berhasil mengendalikan inflasi pada kisaran 5,83 persen di tengah tantangan pada bulan September hingga Desember tahun 2022.
Heru Saptaji menyebutkan Bank Indonesia akan selalu siap untuk bekerjasama dan bersinergi guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan berkualitas karena kami percaya Provinsi NTB dapat menjadi provinsi yang mampu berkembang dan semakin baik memberikan kontribusinya untuk Indonesia
Kepala Dinas Perindustrian Provinsi NTB Nuryanti, menjelaskan bahwa penopang terbesar perekonomian NTB dikontribusi lebih dari seperlima produk domestik regional bruto (PDRB) NTB berasal dari sektor pertanian dan kelautan. Sinergi antara OPD teknis lingkup pemerintah provinsi NTB dan lembaga terkait dalam upaya pengembangan dan peningkatan nilai tambah yang mendukung dari sisi industri baik dari hulu sampai kepada hilirisasi.
Tentunya selain mengendalikan inflasi pangan, bagi para UMKM pertanian maupun perikanan, kedua upaya tersebut juga dapat meningkatkan keuntungan terutama sebagai akibat dari efisiensi biaya produksi serta nilai jual yg lebih tinggi terhadap produk turunan.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah, menyatakan bahwa untuk membawa Provinsi NTB terus maju, peningkatan dari sisi ekspor perlu dilakukan. Seperti halnya membina komunitas industri kecil agar mampu memproduksi bahan mentah menjadi barang jadi. Dengan begitu, jumlah tenaga kerja di NTB akan meningkat. Industrialisasi ini adalah inovasi untuk menghadirkan kesejahteraan yang mampu mengubah bangsa dan negara, khususnya untuk Provinsi NTB. “Jadi, jangan sampai kita mengirim/menjual bahan mentah kemudian membeli bahan mentah yang telah diolah pihak lain dengan harga yang lebih mahal,” katanya.
Gubernur NTB Zulkieflimansyah memberikan apresiasinya kepada Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB dalam upayanya untuk turut serta memajukan dan mengembangkan UMKM di Provinsi NTB.(*)