MATARAM – Selama dua hari, 18 – 19 Mei 2022, secara hybrid Kantor Perwakilan Bank Indonesia Nusa Tenggara Barat (KPw BI NTB) menyelenggarakan program edukasi dan fasilitasi Onboarding UMKM. Seterusmnya, pendampingan secara online selama Mei – Juni 2022 dan monitoring melalui sarana pelaporan online secara berkala sampai akhir tahun 2022.
BI telah melakukan kurasi bekerja sama dengan idEA sehingga telah terpilih 50 UMKM dari total 254 UMKM pendaftar se-NTB yang dinyatakan qualified untuk mengikuti program onboarding ini. 50 peserta terpilih yang hadir saat ini, baik secara offline maupun online berasal dari seluruh Kabupaten/Kote se-Provinsi NTB (Mataram, Lombok Barat, Lombok Timur, Lombok Utara, Lombok Tengah, Kabupaten Bima, Kota Bima, Sumbawa, Dompu), dengan kategori usaha sejumlah 16 peserta bergerak di bidang kuliner, 8 peserta bergerak di bidang fesyen, 19 peserta bergerak di bidang kerajinan, dan 7 peserta bergerak di bidang hasil olahan pertanian/perkebunan/peternakan.
Program Edukasi dan Fasilitasi Onboarding UMKM NTB Tahun 2022 ini terdiri dari serangkaian tahapan mulai dari kurasi, edukasi, pendampingan, serta tahap monitoring yang bekerjasama dengan idEA (Indonesia E-Commerce Association) dan Shopee Indonesia.
Pada tahap edukasi, selama 2 hari ke depan, peserta akan diberikan materi, tips n trik, diskusi dan sharing informasi dengan materi dari narasumber yang kompeten di bidangnya, yaitu: digital mindset, digital content development, onboarding media sosial, onboarding di e-commerce Shopee, serta pembayaran digital & QRIS. Program akan dilanjutkan dengan tahap pendampingan yang akan berlangsung selama 7 kali pertemuan virtual dimulai pada akhir bulan Mei sampai dengan pertengahan bulan Juni, dan tahap monitoring melalui sarana pelaporan online secara berkala sampai dengan akhir tahun 2022 nanti.
Dalam acara tersebut juga diumumkan bahwa akan ada apresiasi kepada 3 UMKM peserta onboarding dengan performa onboarding terbaik berdasarkan hasil monitoring, sehingga diharapkan peserta dapat semakin antusias dan bersemangat dalam menerapkan ilmu yang telah diberikan pada program onboarding ini. Lebih lanjut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB mengatakan bahwa kegiatan yang dilaksanakan ini diharapkan dapat memberi pencerahan dan inspirasi bagi UMKM dalam memanfaatkan berbagai sarana, teknologi, dan inovasi dalam memperluas pemasaran produk dan meningkatkan penjualan.
Kepala KPw BI NTB Heru Saptaji menyampaikan harapan agar pelaku UMKM dapat menjadi new source engine of growth di NTB yang mampu mengadopsi transaksi dan penjualan digital. Yang mampu bersaing dengan daerah lainnya di tingkat nasional bahkan global,’’ katanya sewaktu membuka program tersebut, Rabu 18 Mei 2022.
Survei Bank Indonesia pada tahun 2021 mengungkapkan bahwa 20 persen UMKM Indonesia mampu memitigasi dampak pandemi dengan melakukan digitalisasi bisnis/usaha serta memanfaatkan media pemasaran online. Namun disamping itu, menurut penelitian Katadata Insight Center pada tahun 2020 menyimpulkan bahwa 77,7 persen UMKM masih mengalami kendala dalam melakukan pemasaran online. ‘’Yang antara lain disebabkan kurangnya pengetahuan untuk menjalankan usaha online, ketidaksiapan tenaga kerja, dan keterbatasan infrastruktur,’’ ujarnya.
Transaksi digital adalah harapan masa kini dan ke depan. Selama tahun 2021, transaksi ekonomi dan keuangan digital berkembang pesat seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja online, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking.
Nilai transaksi digital banking meningkat 45,64 persen (yoy) menjadi Rp39.841,4 triliun, dan diproyeksikan tumbuh 24,83 persen (yoy) mencapai Rp49.733,8 triliun untuk tahun 2022. Transaksi Quick Response Code Indonesian (QRIS) juga terus mengalami peningkatan.
Berdasarkan data Bank Indonesia, nominal transaksi QRIS naik empat kali lipat pada Februari 2022 atau mencapai Rp4,5 triliun. Hal ini didukung dengan 15,7 juta merchant yang sudah menggunakan QRIS sebagai metode pembayaran dalam transaksi usahanya. Di samping itu, pada saat perhelatan MotoGP yang lalu, menunjukkan bahwa 82 persen masyarakat yang bertransaksi menggunakan metode pembayaran digital.
Khusus di Provinsi NTB, pembayaran digital QRIS juga masih tumbuh dengan penambahan 44.051 pengguna terdaftar baru, mencapai 14,68 persen target QRIS untuktahun 2022 untuk Provinsi NTB. ‘’Hal ini harus menjadi dorongan bagi pelaku UMKM untuk Go Digital karena masyarakat telah banyak yang melakukan shifting menuju digital payment,’’ ucapnya.
Sejalan dengan kondisi tersebut, dan dalam rangka mendorong peningkatan kapasitas daya saing UMKM, BI senantiasa terus mendorong akselerasi transformasi digital UMKM untuk masuk ke ekosistem digital dalam upaya meningkatkan pemasaran dan penjualan produknya. Kegiatan ini diimplementasikan melalui pelaksanaan program onboarding UMKM yang dapat menjadi salah satu pintu masuk terhubungnya UMKM dengan media pemasaran digital, baik melalui e-commerce dan/atau media sosial serta dapat dimanfaatkan secara aktif.(*)