by

BI : Inflasi di NTB Bulan Januari 2021 Lebih Tinggi Dari Angka Nasional

MATARAM – Selama bulan Januari 2021, inflasi yang terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Jika Desember 2020 inflasinya sebesar 0,42 persen, maka pada bulan Januari 2021 kemarin mencapai 0,6 persen.

”Tekanan inflasi di Provinsi NTB lebih tinggi dibandingkan nasional yang tercatat inflasi sebesar 0,26 persen,” kata Deputi Direktur Bank Indonesia NTB Heru Saptaji melalui keterangan persnya, Rabu 3 Februari 2021,.

Ia menerangkan bahwa berdasarkan kelompok komoditas pembentuknya,inflasi pada Januari 2021 terutama dipengaruhi oleh kelompokVolatile Food (VF). Kelompok ini mengalami inflasi 2,25 persen dengan andil inflasi sebesar 0,46 persen. Tekanan dari kelompok VF utamanya karena terbatasnya pasokan komoditas hortikultura karena curah hujan yang tinggi sehingga hasil panen kurang optimal.

Selain itu, untuk bahan makanan berbahan baku kedelai (tahu dan tempe) juga mengalami peningkatan sejalan dengan naiknya harga kedelai impor akibat adanya kenaikan permintaan kedelai secara global, sementara produksi di beberapa negara produsen mengalami penurunan.

Berdasarkan data Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), harga kedelai per Januari 2021 mencapai Rp 9.300-9.800 per kilogram (kg).

Heru Saptaji juga mengemukakan bahwa inflasi juga didorong oleh kelompok inflasi inti (core inflation/CI) yang tercatat sebesar 0,25 persen, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar 0,13 persen.

Inflasi pada bulan Januari 2021 terutama dipicu oleh kenaikan harga emas perhiasan yang diakibatkan oleh pemberian stimulus Amerika Serikat di awal tahun 2021 sehingga mendorong peralihan investasi global dari US dolar ke safe haven (emas).

Selain emas perhiasan, inflasi CI juga disebabkan oleh naiknya harga mobil, terutama jenis Low Cost Green Car (LCGC) meningkat mulai dari Rp2 Juta hingga Rp2,5 Juta di awal tahun 2021.

Tekanan inflasi yang lebih tinggi masih tertahan oleh penurunan tarif telepon seluler yang memberikan sumbangan deflasi sebesar 0,028 persen. Dijelaskan pula bahwa pengenaan PPN pulsa mulai Februari 2021.

Secara skema akan dikenakan ke distributor/penjual. Namun apabila oleh distributor ditransmisikan ke konsumen dengan menaikkan harga jual pulsa, dapat mendorong inflasi. ”Jika tetap ditanggung oleh distributor, tidak akan mengakibatkan inflasi,” ucapnya

Tekanan inflasi pada bulan Januari 2021 untuk kelompok komoditas yang harganya diatur pemerintah (administered price/AP) tercatatsebesar 0,42 persen. Meningkatnya tekanan inflasi pada kelompok AP didorong oleh kenaikan harga angkutan udara akibat berakhirnya stimulus passenger service charge (PSC).

Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara (KP) No.12/2015, pembayaran PSC disatukan dalam harga tiket penumpang. Sebelumnya, Kemenhub telah memberikan stimulus bagi industri penerbangan melalui biaya kalibrasi navigasi dan penghapusan biaya PSC dalam komponen tiket pesawat sehingga harga tiket menjadi lebih murah.

Sementara itu, tekanan inflasi yang lebih tinggi pada kelompok AP tertahan oleh tarif listrik akibat adanya perpanjangan kebijakan subsidi listrik untuk kelompok pelanggan RumahTangga 450 dan 900 VA sampaiMaret 2021.

Secara spasial, pada bulan Januari 2021, Kota Mataram mengalami inflasi sebesar 0,86 persen dan Kota Bima mengalami inflasi sebesar 0,10 persen (mtm). Tekanan inflasi di Kota Mataram pada bulan Januari 2021 meningkat sedangkan tekanan inflasi di Kota Bima melandai dibandingkan bulan sebelumnya.

Inflasi di Kota Mataram dipicu oleh kenaikan tekanan inflasi pada kelompok AP dan CI masing-masing sebesar 0,73 persen dan 0,29 persen. Sedangkan inflasi di Kota Bima dipicu oleh kelompok CI sebesar 0,11 persen.

Bank Indonesia memperkirakan bulan Februari 2021 Provinsi NTB akan mengalami inflasi yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya didukung oleh normalisasi kelompok VF dan menurunnya permintaan bahan makanan dari luar daerah karena masih adanya PPKM di Jawa dan Bali.

Penurunan inflasi lebih lanjut diperkirakan tertahan oleh indeks harga emas perhiasan yang masih meningkat seiring diterapkannya lockdown di sejumlah negara di Eropa, serta stimulus AS yang telah disetujui di Desember 2020. Selain itu, kenaikan cukai rokok per 1 Februari 2021 serta masih tingginya harga kedelai impor juga diperkirakan menahan penurunan tekanan harga yang lebih dalam.(*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed