Bandara Internasional Lombok Mendukung KEK Mandalika

MATARAM – Menjelang diselenggarakannya MotoGP di sirkuit jalanan yang dibangun di dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pawisata Mandalika di Lombok Tengah, Bandara International Lombok (BIL) sudah berbenah. Terminalnya diperluas dua kali lipat daya tampungnya dari semula 3,5 juta penumpang per tahun menjadi dua kali lipatnya hingga tujuh juta penumpang setahun.

Demikian pula landas pacunya ditingkatkan untuk mampu didarati peswat berbadan lebar sekelas Boing 747 – 400 untuk kepentingan penumpang maupun cargo. Panjangnya yang semula 2.750 meter menjadi hingga 3.300 meter.

Daya dukung lainnya adalah parkiran pesawat yang mampu melayani 25 – 30 pesawat yang datang antara lain termasuk pesawat pribadi selain perluasaan apron yang semula mampu menampung empat pesawat besar menjadi enam pesawat.

Saat ini, progres pembangunan tersebut sudah mencapai 45 persen. ”Semua progres BIL ini untuk mendukung KEK Mandalika. Investasinya Rp 1,2 triliun,” kata General Manager PT Persero Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok Nugroho Jati,  ditemui di Senggigi, Kamis 1 Oktober 2020 sore.

Pengembangan BIL demi mendukung KEK Mandalika tersebut dijadwalkan sdelesai Juni 2020 menjelang dimulainya balap MotoGP.

Sesuai popularitas wisatanya di Lombok, semula arus penumpang yang datang dan pergi di BIL sebelum musibah gempa bumi di Lombok cukup bagus pertumbuhannya mencapai dua digit. Sehari pergerakan pesawat hingga 130. Setelah gempa merosot hingga 45 persen pergerakan pesawat datang dan pergi hingga menjadi 80 sehari.

Jumlah penumpangnya pun semula 11.000 orang sehari, sebelum pandemi Covid-19  berkurang 55 persen atau menjadi 8.000 orang dan cargo menurun 45 persen. Sempat beroperasi melayani penerbangan selama 24 jam kini dibatasi hanya mulai pukul 7 pagi hingga pukul 5 sore. Rute penerbangan luar negeri pun berkurang. Rute Singapura – Lombok dan Perth – Lombok dihentikan. Tersisa Air Asia yang melayani kepulangan pekerja migran asal Lombok dari Kuala Lumpur seminggu dua kali. ”90 persen membawa pulang yang kontrak kerjanya habis. Sebaliknya Lombok – Kuala Lumpur hanya terisi 5 – 10 orang,” ujar Nugroho Jati.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *