by

Bali Sudah Ramai Menjelang KTT G20

BALI – Bali sudah dikabarkan telah menjadi ramai kembali kunjungan wisatawan menjelang pertemuan KTT G20. Namun sebenarnya, tanda-tanda pulihnya kembali sudah terlihat pekan terakhir Agustus 2022 lalu. Tidak hanya wisatawan mancanegara yang datang, tetapi juga bus overland yang membawa wisatawan dari Jawa.

Jalur wisata sepanjang Pelabuhan Padangbai hingga Jimbaran di Bali sudah tampak ramai dipadati arus transportasi wisata. Saya bersama belasan orang anggota Forum Wartawan Ekonomi – Bank Indonesia Nusa Tenggara melihat keramaian arus wisatawan dari dan ke Senggigi Lombok menggunakan kapal cepat, selama tiga hari akhir pekan 26 – 28 Agustuss 2022 lalu.

Jalur Padangbai – Senggigi saja sehari dua kali dilayanai kapal cepat Eka Jaya yang tarifnya Rp 385 ribu mampu memuat lebih 200 orang. Yang memerlukan waktu tempuh sekitar 90 menit.

Begitu berlabuh di Padangbaai, kami menuju Sanur. Di sana, ada rumah makan yang representative. Karena kami memilih menginap di daerah Ubud, pertengahan dari pulau Bali, dari Sanur, perjalanan kunjungan pertama dipilih Museum Puri Lukisan di Ubud, 26 kilometer dari kota Denpasar yang dipimpin oleh Tjokorda Bagus Astika..  ‘’Ini museum swasta pertama di Bali,’’ katanya sewaktu memandu peninjauan kami di sana.

Museum ini berada di areal seluas 1,2 hektar yang di dalamnya terdapat empat gedung pameran. Terletak 300 meter dari Puri Ubud, di sebelah timur dibangun sebelum Perang Dunia (PD) ke2, di sebelah barat setelah PD II. Di selatan terdapat350 piece koleksi lukisan, 100an patung dan 1.600an karya klasik. ‘’Karya yang disimpan ini berasal dari seluruh Bali. Diantaranya ada karya yang semula dimiliki orang asing,’’ ujarnya.

Selama ini Ubud dikenal sebagai penggerak seni lukis dan patung. Sebelum terjadinya pandemi Covid-19, pengunjung yang datang melihat koleksi lukisannya rata-rata 100 orang seharinya.

Selesai makan siang di Befish suasana hiruk pikuk.diisi ratusam pengunjung menggambarkan adanya pengunjung. ‘’Mulai macet minggu depan. Bisa menjadi efek kehadiran utusan 19 negara. ‘’Ada ikan cakalang dibakar, sup kepala ikan bumbu Rajang,’’ ujar Desak Made Sriastuti, pemilik agen perjalanan LombokKita yang mendampingi perjalanan wisata dari Mataram Lombok.

Menikmati makan siang juga bisa dilakukan keesokan harinya di Rumah Makan Ayam Nasi Tempong Indra. di Legian Kuta. Pagi hari kedua perjalanan, dimulai dengan menjajal atraksi ATV sejauh tujuh kilometer di dalam kebun milik warga

Suasana sensasi petualangan berkendaran di dalam kebun milik warga sejauh tujuh kilometer berupa kebun yang digarap bagaikan melewati tanah kering atau lorong parit berair diantara kebun warga, ATV di Ubud.

ATV adalah All Terrain Vehicle (ATV) berupa atraksi otomotif.  Bentuk ATV mirip motor pendek beroda empat. Kendaraan ini sangat kuat terutama di medan offroad, seperti jalanan tanah atau berpasir seperti di pantai atau di gurun pasir.

Kemudian selesai makan siang, menuju kawsan Garuda Wisnu Kencana GWK ini, melihat hasil karya seniman patung asal Bali Nyoman Nuarta membangun patung GWK. Diantara patung tertinggi di dunia, GWK mencapai atung Garuda Wisnu Kencana yang bisa dilihat dari kejauhan ini terdiri dari 754 modul. Satu modulnya berukuran 4×3 meter dengan berat lebih kurang satu ton.121 meter dan lebar 64 meter yang menghabiskan biaya sekitar Rp450 miliar.

Selepas senja, di malam hari sebelum makan malam di Taman Satwa yang juga berada di Ubud. Yang menarik, sewaktu melewati area lepas harimau, kami menggunakan mobil kerangkeng besi. Harimau yang meloncat ke dinding mobil kerangkeng tersebut pemandu setempat memberikan umpan sepotong dua potong daging.

Makan malamnya dilakukan di area rumah makan di dalam taman satwa tersebut. Pengelola taman satwa tersebut memulai adanya atraksi tari Bali.

Keesokan harinya, setelah dua malam menginap di Hotel Seres Ubud, yang tidak dekat dengan jalanan sehingga tidak bising. Malahan, sewaktu bangun pagi,penyelenggara menyediakan atraksi senam pagi agar menjadi segar. Ini adalah hari terakhir sebelum menuju Pelabuhan Padangbai untuk menyeberang pulang ke Senggigi Lombok Barat.

Di Barong Art Cemter do Gianyar, kami menikmati tontonan khas Bali. Diantara penonton, selain atraksi tersebut di belakangnya tersedia pusat oleh-oleh. Jadi, pengunjung Bali juga bisa mendapatkan barang kerajinan dan lainnya.(*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed