MANDALIKA – Hotel Tampah Hills yang berjarak 14 kilometer arah barat dari Kuta Mandalika sudah dinyatakan penuh sejak 2021 lalu. Di sana, ada 10 unit vila yang sudah siap disewakan dari total 150 unit yang dibangun – tariff menginapnya per vila Rp 46 juta semalam sudah dibayar lunas oleh para Sultan Jakarta – ini julukan orang kaya yang berduyun – duyun datang akan menonton seri II MotoGP di sirkuit Mandalika.
Menurut General Manager Tampah Hills Imam Wahydi, Selasa 11 Januari 2022 siang, reservasi di hotel bintang lima ini sudah dilakukan jauh hari. ‘’Semula kami menyisakan satu unit vila. Tapi minggu ini sudah ada yang booking dan sekarang dalam proses penyelesaian pembayaran. Rata-rata Sultan Jakarta. Bukan bule,’’ kata Imam Wahyudi.
Ia mengatakan rates tertinggi untuk periode MotoGP ini menetapkan tarif sebesar Rp 46 juta net /night/villa untuk category Villa Solah dengan fasilitas 4 bedrooms, living room, 2 swimming pools termasuk jacuzzi, dinning room, kitchen, sunken sofa, outdoor lounge dengan pemandangan laut yang spektakuler.
Ada pula Lombok Hills Villas di lingkar Mandalika terletak di Dusun Sunggung Desa Mertak oleh Lalu Sandika Irwan selaku Manager dikatakan lima vila yang dikelolanya untuk tiga hari puncak waktu balap MotoGP sudah terjual dengan harga lebih Rp 2 juta semalam. ‘’Ada ketentuan tidak tertulis yang diberlakukan minimum stay tiga hari puncak MotoGP. Bahkan ada yang berlakukan sampai 5 – 7 malam minimum stay,’’ ujar Sandika Irwan yang juga menjabat Ketua Masyarakat Sadar Wisata Kabupaten Lombok Tengah. Lombok Hills Villas sudah dibooking untuk keperluan crew pebalap.
Namun ada pula Vila Kabila Kumbara di barat Kuta Mandalika yang memiliki 12 vila yang bias diinapi 24 orang dinyatakan masih belum menerima reservasi pasti karena belum membayar sewanya. ‘’Tarif normalnya Rp 2,5 juta – Rp 3 juta. Jika peak season Rp 4 juta – Rp 5 juta,’’ ucap Manajer Operasional Nurul Hidayati.
Ketua Indonesia Hotel General Manager Association Nusa Tenggara Barat Ernanda Dewobroto Agung menyebutkan reservasi kamar hotel sudah mencapai 90 persen. ‘’Cukup tinggi permintaannya,’’ kata Ernanda.
Mengantisipasi tingginya kebutuhan kamar hotel tersebut, Pemerintah Kabupaten Lombok Barat mensupport warganya di desa wisata ikut membantu penyediaan tempat menginap mulai dari homestay dan tenda.
Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat Saepul Akhkam mengatakan sedang mengadvokasi desa wisata yang memiliki rumah layak huni, pemilik rumahnya akan dibekali dengam hospitality dan standarisasi makanan higienis. ‘’Selain itu desa juga menyiapkan ground camping dengam kapasitas 50 tenda di bukit Bidadari Desa Kebon Ayu,’’ ujarnya.
Bukit Bidadari seluas 30 are berada di atas jembatan gantung peninggalan Belanda. Satu tenda bias ditempati empat orang. Kelompok Sadar Wisata yang akan melakukan kordinasi warganya. Lokasinya datar berada di depan pintu masuk desa Kebon Ayu. Dinas Pariwisata Lombok Barat juga melakukan pendampingan. ‘’Untuk memasarkannya bekerja sama dengana agen perjalanan,’’ ucap Saepul Akhkam.
Tidak hanya di Desa Kebon Ayu, Dinas Pariwisata Lombok Barat juga menyiapkan Gunung Jae di Kecamatan Narmada yang selama ini digunakan untuk berakhir pekan memiliki kapasitas lebih 500 orang. Juga akan disiapkan lokasi lain di Desa Kuripan. ‘’Setidaknya ada 12 titik lokasi desa wisata yang memiliki camping ground,’’ katanya.
Kepala Desa Kebon Ayu Jumarsa merespon rencana meMbuka home stay dan mendirikan camping ground di bukit Bidadari. ‘’Kami melakukan sosialisasi kepada warga. Kami juga siapkan lokasi camping ground,’’ ujarnya.(*)