MATARAM – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Zulkieflimansyah menghadiri dan mengikuti Maulid Adat di Bayan Kabupaten Lombok Utara. Di sana, masyarakat adat merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW yang terpusat di Majsid Kuno Bayan Beliq, Jum’at 22 Oktober 2021 sore.
Zulkieflimansyah mendatangi Bencingah Bayan Timuk Orong tempat pemangku Bayan Beliq. Setelah itu, ia dibawa ke Balen Menik Gubuk Karang Bajo berganti pakaian adat sebagai prasyaratnya. Ia mengenakan sarung Londong Abang, Dodot atau Leleang berupa Dodot Rejasa Entol-Entol Benang Stukelyang dikenakan di pinggang, dan mengenakan Sapuk Batik Bungkulan di kepalanya.
Di tempat itu, menurut Ketua Lembaga Pranata Gubuk Karang Bajo Bayan Rianom, 62 tahun, prosesi Maulid Adat diawali sehari sebelumnya dengan tradisi membawa hasil pertanian dan peternakan sesuai nazar yang pernah disampaikan sebelumnya, ”Misalnya ada yang pernah mengalami sakit jika sembuh bernazar hasil pertaniannya berupa padi bulu atau ayam maupun kambing, uang lama berbentuk kepeng bolong atau uang rupiah,” katanya, Sabtu 23 Oktober 2021 petang.
Menyambut Maulid Adat Bayan ini masyarakat adat berdatangan sambil Gegawan berupa hasil pertanian seperti padi bulu, peternakan ayam kambing kerbau kemudian uang kepeng bolong. Jumlahnya tergantung niatnya. Ada yang sebanyak lima kepeng 10 kepeng 100 kepeng atau ditambah uang kertas Rp 10 ribu Rp 100 ribu.
Kepala Desa Bayan Satradi mengatakan nilai kepeng bolong itu kini dihargai Rp 3 ribu. Sebelumnya pernah Rp 500 tergantung nilai pasar karena sekarang ini diperebutkan para kolektor dari luar daerah. ”Kepeng bolong ini ada tersedia untuk Saur Ucap di masing-masing pemangkunya,” kata Satradi, Sabtu 23 Oktober 2021 malam.
Mereka ini akan ditemui oleh Inaq Lokaq yang memiliki wewenang sebagai Inan Meniq yang menyimbik orang – orang yang bernazar itu pada acara ritualnya di Bale Beliq Gubuk Karang Bajo.
Simbik itu salah satu bentuk ritual yang dilakukan mengoles daun sirih, pinang dan kapur di dahi orang yang telah membayar nazarnya. Mereka adalah yang bernazar setelah sekian lama tidak sembuh dari penyakitnya.
Rianom mengatakan meminta Zulkieflimansyah membantu mengangkat tradisi Maulid Adat ini sebagai agenda acara secara rutin setiap tahun karena hubungannya dari pariwisata.
Sehari sebelumnya, warga adat juga telah melakukan Menutu atau menumbuk padi bulu lokal di Rantok Beliq (lesung besar). Setelah emeotong ternak, disusul kemudian cuci beras di Lokoq Masan Segah. ”Kemudian ada iring – iringan Praja Maulud yang dirangkaikan Nasi Ancak,” ucap Rianom.
Nasi Ancak ini berbungkus daun pisang yahng diikat dibawa menggunakan bambu segi empat sebagai sejajian. Sebagai pelambang, diiringi dua pasang pengantin iringan praja maulid..
Setelah masuk masjid kuno lalu ada acara selamatan yang namanya selamatan acara maulid Adat Bayan. Nasi Ancak tadi mereka terima makan bersama seluruh kiyai pengulu, kiyai lebih, kiayi ketib. kiyai modin dan pemangku pembekel, tuak lokaq, dan santri. ”Inilah pranata adat yang mengikuti acara memperingati hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW,” ujar Rianom.
Zulkieflimansyah menyebut berkunjung ke Bayan adalah perziarahan panjang menembus batas dan waktu. Ia juga mengajak masyarakat untuk berkunjung ke desa adat Bayan. Karena menurut catatan sejarah, selain memiliki destinasi wisata budaya tempat ini memiliki sejarah panjang tentang masuknya islam di Pulau Lombok. “Sesekali datanglah ke Bayan di Lombok Utara untuk bersilaturrahim dengan kearifan,” ucapnya.(*)