17 Kelompok Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unram Bantu Desa Wisata

MATARAM _ Selama dua bulan April – Juni 2021 ini, 80 orang mahasiswa Kelas Komunikasi Pemasaran Pariwisata Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Mataram diterjunkan ke 17 desa wisata se pulau Lombok dan pulau Sumbawa.

Selama penempatan yang tidak menetap di desa tersebut mereka yang sebelumnya mendapatkan teori pemasaran pariwisata melakukan praktikum dan pengabdian guna mendukung promosi desa-desa wisata tersebut.

Desa-desa tujuan penempatan masing-masing 4 – 5 orang setiap kelompoknya disebar ke desa wisata yang menjadi lokus praktikum tahun ini adalah Desa Wisata Sade, Ende, Buwun Mas, Suranadi, Sesaot, Buwun Sejati, Banyumulek, Sukarara, Tete Batu, Labangka, Aik Berik, Bengkaung, Lantan dan beberapa desa lainnya.

Sade dan Ende adalah desa wisata yang dikenal memiliki rumah tradisional, Buwun Mas adalah desa yang memiliki kandungan emas di Kabupaten Lombok Barat, Suranadi dan Sesaot, Buwun Sejati adalah desa wisata berwawasan lingkungan, Banyumulek adalah desa kerajinan gerabah, Sukarara adalah sentra kerajinan tenunan, Tetebatu, AikBerik di kaki Rinjani.

Dosen pengampu mata kulah Komunikasi Pariwisata Siti Chotijah yang juga Ketua Umum Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Nasional. mengatakan desa wisata tersebut memang layak dipromosikan,” katanya, Jum’at 28 Mei 2021 pagi.

Di sana, kelompok mahasiswa yang ditempatkan di desa wisata tersebut akan membantu kelompok sadar wisata setempat untuk membuat karya komunikatif berupa video destinasi dan artikel sebagai materi promosi. ”Ini untuk kesiapan pembukaan pariwisata pasca Covid-19,” ujarnya.

Nantinya, hasil kerja mereka akan disebarkan ke berbagai media komunikasi baik berupa artikel maupun video. Agus Purbathin Hadi menyebutkan bahwa karya mereka mengkampanyekan desa wisata tersebut aman dikunjungi di masa pandemi karena memberlakukan protokol kesehatan bagi pengunjung dan masyarakat desa.

Menurut Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Mataram Agus Purbathin Hadi, kegiatan berlangsung selama satu semester, tapi mahasiswa tidak tinggal di desa penuh, datang ketika diperlukan. ”Mahasiswa membantu pengembangan pariwisata berbasis digital dengan membantu desa dan kelompok sadar wisata membuat media promosi seperti video, flyer, website desa, media sosial,” ucapnya.

Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Mataram memiliki kekhasan dalam kajian Komunikasi Pariwisata dan Komunikasi Kebencanaan. ”Hal ini sesuai dengan potensi  dan permasalahan daerah,” katanya.

Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki potensi pariwisata dengan ditetapkannya kawasan Mandalika sebagai kawasan ekonomi khusus super prioritas. Sementara itu, Prov NTB memiliki permasalahan dengan bencana alam yang sering terjadi seperti gempa bumi, banjir, dan lain sebagainya. ”Pariwisata dan bencana juga memiliki keterkaitan, yaitu bagaimana melakukan mitigasi bencana sehingga wisatawan tidak resah dan dapat menikmati wisata,” ujarnya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *