12 Desa Wisata di Lombok Barat Dibantu PJU

GERUNG – 12 desa wisata di Kabupaten Lombok Barat akan mendapatkan bantuan dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) berups penerangan di lokasi obyek wisatanya.  Mereka yang diberikan bantuan yang telah mengajukan proposal dari sejumlah 60 desa wisata yang ada di Kabupaten Lombok Barat.

Supriyadi selaku perwakilan dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM menjelaskan, pihaknya akan mencari desa wisata yang dapat ditingkatkan potensinya dengan bantuan penerangan ini. “Kami berusaha untuk memanfaatkan lokasi yang ada ini kita support dari sisi penerangannya,’’ katanya melalui keeterangan pers yang diberikan Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat, Sabtu 9 Aprikl 2022.

Ia mengemukakan bantuan tersebut  bisa digunakan untuk sisi penerangan jalan umum (PJU) nya. ‘’Atau nanti dari sisi etniknya,’’ katanya setelah berkunjung ke desa wisata, Jum’at 8 April 2022.

Sejak beberapa hari yang lalu, pihaknya didampingi jajaran Dinas Pariwisata Lombok Barat melakukan kunjungan ke desa wisata yang akan diberikan bantuan. Hal itu dilakukan untuk mengetahui secara spesifik jumlah bantuan yang akan didistribusikan ke desa wisata. Termasuk untuk mengecek pengelolaan di desa wisata.

Kunjungaan dilakukan guna melihat langsung ke lapangan, kepemilikan juga siapa yang mengelola dan lain sebagainya, kemudian manfaat ekonomiya seperti apa. ‘’Jadi memang benar-benar perlu mengkaji seberapa besar manfaat dari bantuan yang akan kita berikan,” ujarnya.

Rencana bantuan penerangan ini mendapat apresiasi tinggi dari pemerintah khususnya desa wisata di Lombok Barat. Kepala Desa Kebon Ayu Jumarsa berharap bantuan ini dapat cepat terealisasi.

Melihat potensi dengan banyaknya pengunjung di pagi hingga sore hari, berharap di malam hari juga kita bisa hidupkan kegiatan kuliner ini. ‘’Sesuai dengan masukan-masukan dari pengunjung juga,” ucap Jumarsa.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat, H. M. Fajar Taufik menjelaskan, dari 60 desa wisata yang ada hanya 12 desa yang bergerak cepat memanfaatkan peluang ini.

Kedua belas desa itu adalah Desa Wisata Mekarsari, Desa Buwun Sejati, Desa Sedau, Desa Batu Kumbung, Desa Saribaye, Desa Batulayar, Desa Banyumulek, Desa Kebon Ayu, Desa Dasan Griye, Desa Giri Sasak, Desa Lembar Selatan, dan Desa Sekotong Tengah.

Taufik mengatakan, program ini nantinya akan menjadi yang pertama dilaksanakan di kabupaten/kota seluruh Indonesia. Lombok Barat sendiri menjadi percontohan program pemberian bantuan penerangan untuk desa wisata.

Melalui program ini, desa wisata di Lombok Barat nantinya mampu mempersiapkan diri untuk beroperasional di malam hari agar dapat menambah perekonomian masyarakat.

“Dengan begitu desa wisata yang ada di Lombok Barat kita harapkan bisa berkembang sebagai alternatif destinasi wisata yang ada salama ini,” harapnya.

Ahad 10 April 2022 papgi, Kepala Desa Sedau Amir Syarifudin mengatakan memerlukan penerangan jalan umum tenaga surya (PJUTS).  Untuk penerangan dalam kawasan seluas tiga hektar diperlukan enam titik lampur. Di jalan masuk sekitar satu kilometer sampai ke lokasi wisata dibutuhkan 20 – 25 titik lampu yang masing-masing berjarak 50 meter.

Di Sedau terdapat area kemah yang diminati pengunjung dari sekitar pulau Lombok. Dalam kawasan mampu menampung 500 tenda yang lokasinya berdekatan dengan area persawahan, waduk dan bukit  Gunung Jahe.

Pada akhir pekan menjelang puasa yang lalu, jumlah pengunjungnya yang dating berkemah sebanyak 600 orang.  Tidak hanya sekedar bermalam, mereka juga bisa hicking sejauh satu kilometer, naik perahu atau bermaian kano.

Sebagai desa wisata, pendapatan asli desa dari obyek wisatanya menerima setahun terakhir 2021 sebanyak Rp 12,6 juta.  Ini digunakan sebagai dana desa Sedau menambah dana desa sebesar Rp 1,1 miliar.

Kades Sekotong Tengah Lalu Sarappudin juga kepada Tempo, Ahad 10 April 2022 pagi menjelaskan bahwa desanya memerlukan PJUTS agar dapat meringankan pembiayaan taman mangrove nya yang selama ini kebutuhan listriknya mencapai Rp 500an ribu.

Di sana, lokasinya sejauh 35 kilometer dari kota Mataram atau 20 kilomenter dari kota Gerung Lombok Barat memiliki wisata mangrove seluas 11 hektar dilengkapi dengan tracking jembatan papan sepanjang 450 meter.  Dalam area tersebut dikenai bayar ticket Rp 5 ribu per orang, pengunjung yang mencapai 200an orang setiap libur akhir pekan dapat melihat kepiting, burung bangau dan kera. Juga bisa bermain perahu, foto selfi dari atas menara setinggi 13 meter.

Desa wisata Sekotong Tengah mulai membuka obyek wisata tersebut akhir tahun 2019. Terapat satu home stay untuk menginap  Pada tahun pertama 2019 mampu menyetor ke kas desa sebesa Rp 10 juta sebagai pendapatan asli desa. Tahun kedua, 2020 sekitar Rp 20 juta. ‘’Inshallah tahun 2022 targetnya Rp 50 juta,’’ kata Lalu Sarappudin.

Meningkatnya target tersebut karena tambahan pengunjung setelah bertambahnya faslitas bantuaan dari pemerintah antara lain perahu sampan untuk rekreasi dan kolam ikan kepiting.  Juga adanya pengelolaan bendungan Telaga Lebur yang luasnya mencapai delapan hektar.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *